New York, SP.com - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bervariasi pada Rabu (27/4/2022) setelah Nasdaq Composite ditutup pada level terendah tahun 2022, sehari setelah pelemahan harian terburuk sejak 2020. Nasdaq berusaha pulih dari aksi jual yang dipimpin saham teknologi pada bulan April.

Indeks teknologi Nasdaq Composite melemah pada 12.488,93, setelah sempat naik 1,7% pada level tertingginya. Dow Jones Industrial Average naik 61,75 poin, atau 0,2%, menjadi 33.301,93 dan S&P 500 menguat 0,2% menjadi 4.183,96.

“Bursa saham AS mencoba menemukan tempat yang stabil,” kata Ketua dan CEO Aureus Asset Management, Kari Firestone.

Investor mencermati pendapatan kuartalan dari perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar di Wall Street.

Saham Microsoft naik 4,8%, setelah hasil pendapatan yang kuat. Perusahaan membukukan laporan triwulanan lebih baik dari perkiraan dan mengeluarkan panduan pendapatan ke depan yang optimistis.

Saham Visa juga menguat hampir 6,5%, jadi gainer teratas di Dow Jones, setelah hasil kuartalan perusahaan melampaui perkiraan analis. Perusahaan surya, Enphase Energy melonjak 7,7% menjadi pemenang terbesar di S&P 500 setelah pendapatannya cemerlang.

Meski demikian, induk Google, saham Alphabet turun 3,6% setelah hasil pendapatan raksasa teknologi itu meleset dari perkiraan konsensus.

Saham Boeing juga turun 7,5% setelah kehilangan pendapatan, menjadikan penghambat terbesar di Dow.

Investor juga melihat memantau Big Tech lainnya. Saham induk Facebook Meta dijadwalkan melaporkan pendapatan Rabu setelah penutupan perdagangan. Sementara saham Apple dan Amazon dijadwalkan melaporkan pendapatan Kamis (28/4/2022). Meta pada hari Rabu turun 3,3%. Sedangkan saham Apple dan Amazon keduanya terkoreksi.

Nasdaq Composite yang dipenuhi saham teknologi dalam tren bearish (melemah), sekitar 23% di bawah level tertingginya. Sedangkan S&P 500 turun 13,2% dari rekornya.

Pada bulan April, S&P 500 turun 7,7%, Nasdaq kehilangan 12,2% dan Dow telah turun sekitar hampir 4%.

"Pertemuan inflasi yang terus-menerus, pengetatan kebijakan Fed, perang di Ukraina, dan penguncian kebijakan nol Covid-19 Tiongkok telah bermanifestasi dalam tantangan kuat bagi investor pada bulan April," kata Kepala strategi pasar National Securities, Art Hogan.