Moskwa, SP.com - Rusia telah mengakui serangannya terhadap Ukraina tidak berkembang secepat yang diinginkan Kremlin. Bahkan mereka mengaku, mengalami “kehilangan signifikan” pasukan dan mengatakan,, lebih dari sebulan setelah presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi tersebut.

“Kami mengalami kerugian pasukan yang signifikan. Ini adalah tragedi besar bagi kami,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada Sky News pada hari Kamis (7/4/2022) di tengah tekanan balik terus-menerus dari Ukraina.

Meskipun Moskwa telah menahan diri untuk tidak memberikan jumlah pastinya, pihak berwenang Ukraina telah mengklaim setidaknya 18.900 tentara Rusia telah tewas dalam pertempuran pada Kamis, sejak dimulainya invasi pada 24 Februari.

Agresi Moskwa yang tidak beralasan telah menyebabkan lebih dari empat juta orang meninggalkan negara itu dan telah menyebabkan pembunuhan atau cedera ribuan orang.

Vadym Boichenko, wali kota kota pelabuhan selatan Mariupol, mengatakan pada hari Rabu bahwa lebih dari 5.000 warga sipil, termasuk 210 anak-anak, telah tewas di sana.

Di Bucha, dekat ibu kota Kyiv, Ukraina mengatakan mungkin ada antara 150 dan 300 kuburan massal di sebuah gereja di mana pasukan Putin dilaporkan membantai orang.

Menolak saran bahwa presiden Rusia akan muncul di pengadilan kejahatan perang, Peskov mengatakan: "Kami tidak melihat kemungkinan untuk itu, kami tidak menganggapnya realistis."

Setelah pembunuhan Bucha, Majelis Umum PBB menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, menyatakan "keprihatinan besar pada hak asasi manusia yang sedang berlangsung dan krisis kemanusiaan".

Rusia bereaksi dengan mundur dari dewan.

Moskwa sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan gambar mayat di Bucha adalah "pemalsuan mengerikan" untuk membenarkan lebih banyak sanksi dan menggagalkan negosiasi perdamaian.

“Ukraina memiliki pengalaman yang sangat sukses dalam menyelidiki kejahatan perang beberapa pasukan Ukraina setelah tahap awal perang pada 2014-2015. Kejahatan-kejahatan itu diselidiki. Orang-orang itu dibawa ke pengadilan dan mereka dijatuhi hukuman," kata Peskov dalam serangan balik ke Ukraina.