Seoul, SP.com – Korsel pada Senin (18/4/2022) mencabut hampir semua tindakan pencegahan Covid-19, sebagai langkah besar menuju kembali ke kehidupan normal ketika varian Omicron surut dan infeksi harian turun ke level terendah lebih dari dua bulan di bawah 50.000.

Jam malam di restoran dan bisnis lainnya dibatalkan, bersama dengan batas 10 orang yang diizinkan untuk berkumpul. Mulai pekan depan, masyarakat Korsel akan diperbolehkan makan jajanan di bioskop dan fasilitas publik dalam ruangan lainnya seperti stadion.

Namun, orang-orang masih diharuskan memakai masker, dengan pemerintah berencana untuk meninjau apakah akan mencabut aturan untuk masker di luar ruangan dalam dua minggu.

Pelonggaran aturan terjadi ketika jumlah kasus virus corona di Korsel turun menjadi 47.743 pada Senin, terendah sejak 9 Februari, setelah mencapai lebih dari 620.000 per hari pada pertengahan Maret.

Beberapa aturan, bagaimanapun, tetap termasuk karantina wajib untuk pelancong yang tidak divaksinasi dan tes PCR negatif untuk yang divaksinasi penuh.

Beberapa aturan, bagaimanapun, tetap termasuk karantina wajib untuk pelancong yang tidak divaksinasi dan tes PCR negatif untuk yang divaksinasi penuh.

Hampir 87 persen dari 52 juta populasi Korsel telah divaksinasi lengkap, dengan 64 persen juga memiliki booster, menurut data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

Sejalan dengan pelonggaran aturan, perusahaan secara bertahap meminta karyawannya kembali ke kantor.

Sebagian besar staf di pembuat baja raksasa POSCO telah kembali ke kantor mereka bulan ini, menjadi salah satu perusahaan besar pertama yang mendatangkan orang kembali.

LG Electronics mengatakan telah mengurangi proporsi karyawan yang bekerja dari rumah menjadi 30 persen dari 50 persen mulai Senin, sambil menghapus batas jumlah orang yang diizinkan dalam rapat.

Samsung Electronics mengatakan belum menerapkan rencana kembali ke kantor dan sektor publik juga menunggu pedoman baru pemerintah.

Bank of Korea, yang memiliki 30 persen staf kantor pusatnya yang bekerja dari rumah, sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan pedomannya, kata para pejabat.

Pemerintah telah merekomendasikan tempat kerja dengan 300 atau lebih karyawan mengadopsi jam kerja yang fleksibel dan memiliki 10 persen staf yang bekerja dari rumah.