Gode, SP.com – Kasus gizi buruk (malagizi) anak melonjak di Ethiopia. Anak-anak yang mengalami malagizi terpantau membanjiri bangsal di rumah sakit utama di kota Gode, Ethiopia.

Sementara itu akibat kekeringan, banyak keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari bantuan.

Jurnalis Reuters melihat belasan anak malagizi di Rumah Sakit Umum Gode, Ethiopia. Dokter anak Mohammed Amin mengatakan bahwa jumlahnya mulai melonjak sekitar lima bulan lalu.

“Sejauh ini, kami telah merawat 140 anak gizi buruk dan empat di antaranya meninggal dunia,” katanya. “Angka ini hanya mereka yang datang ke kami dan berobat dan tidak termasuk yang ada di kamp.”

Tahun lalu, rumah sakit itu menerima 188 anak malagizi, tapi sekarang mereka melihat itu hanya dalam satu bulan. Banyak keluarga datang ke rumah sakit dengan beberapa anak kurang gizi.

Wilayah Tanduk Afrika menghadapi kondisi kekeringan terparah dalam lebih dari empat dekade, menurut Program Pangan Dunia (WFP) PBB.

Program Pangan Dunia mengatakan sekitar 15 juta orang membutuhkan makanan di Tanduk Afrika, angka yang bisa meningkat menjadi 20 juta pada akhir tahun.

"Ada serangkaian perubahan iklim yang memperparah situasi kerawanan pangan," kata Claire Nevill, juru bicara WFP.

Banyak keluarga telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari bantuan. Nimo Mohammed, seorang ibu berusia 35 tahun dari sembilan anak yang akan memiliki bayi lagi, sekarang tinggal bersama seluruh keluarganya di sebuah kamp di wilayah Somalia tenggara Ethiopia.

Lebih dari 10.000 orang mendapatkan bantuan di sana, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Mereka tinggal di rumah-rumah darurat yang terbuat dari tongkat kayu dan ditutup dengan lembaran plastik atau pakaian.

"Kekeringan ini telah melumpuhkan saya dan seluruh keluarga saya," kata Nimo kepada Reuters.

"Mungkin anak-anak kita makan sekali sehari tapi orang dewasa mungkin kita tidak makan berhari-hari agar anak-anak bisa makan."